Jumat, 12 September 2025

EXIT 8 I Review FILM EXIT 8 Horor Jepang dari Game Viral The EXIT 8 I Terjebak dilorong Kereta Bawah Tanah Tak Berujung

Exit 8: Film Horor Psikologis Jepang dengan Pesan Mengerikan tentang Seks Bebas

Di artikel kali ini saya akan mengulas salah satu film horor psikologis asal Jepang yang belakangan ini jadi perbincangan hangat di kalangan pecinta film. Judulnya Exit 8, sebuah film yang diadaptasi dari game viral The Exit 8 dan kini diangkat ke layar lebar. Film ini sudah tayang terbatas di bioskop Indonesia sejak 10 September 2025, dan sukses mencuri perhatian berkat konsepnya yang sederhana namun mencekam.

Bukan sekadar film horor dengan jumpscare murahan, Exit 8 menyuguhkan teror psikologis yang menekan, memaksa penonton untuk ikut merasakan perasaan claustrophobic di lorong kereta bawah tanah. Lebih dari itu, film ini juga menyelipkan pesan moral yang relevan dengan kehidupan modern, terutama tentang konsekuensi dari pergaulan bebas dan apatisme masyarakat urban.

Lalu, apa yang membuat film ini begitu spesial dan menegangkan? Yuk, kita bahas lebih dalam!


Sinopsis Film Exit 8: Terjebak di Lorong Tak Berujung

Cerita Exit 8 dimulai dengan seorang laki-laki yang baru saja turun dari kereta bawah tanah. Saat ia berjalan menuju pintu keluar nomor 8 dari stasiun, tiba-tiba ponselnya berdering.
Di layar, tertera nama mantan kekasihnya. Dengan suara gemetar, sang mantan mengabarkan bahwa ia sedang hamil. Meski hubungan mereka sudah berakhir, perempuan itu memberi pilihan: apakah sang laki-laki mau bertanggung jawab, atau ia akan menggugurkan kandungan?

Belum sempat memberi jawaban, panggilan itu terputus. Sang laki-laki pun melanjutkan langkahnya menuju pintu keluar nomor 8. Namun di sinilah teror dimulai.
Setiap kali ia berjalan, lorong itu terasa tidak pernah berujung. Seperti mimpi buruk yang terus mengulang, ia hanya berputar-putar di stasiun bawah tanah tanpa pernah benar-benar sampai ke permukaan.

Satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran ini adalah dengan memperhatikan setiap detail anomali atau keanehan yang muncul di tiap putaran. Jika ia salah langkah, siklus itu akan terus terulang, menjeratnya lebih dalam dalam kengerian yang tak bisa dijelaskan.


Atmosfer Horor yang Sesak dan Menekan

Salah satu kekuatan terbesar film Exit 8 ada pada atmosfernya. Hampir seluruh adegan berlangsung di lorong stasiun bawah tanah yang sempit, sepi, dan dingin.
Setting minimalis ini berhasil membuat penonton merasa terjebak bersama sang karakter utama. Tidak ada ruang untuk bernapas lega, karena kamera selalu mengikuti pergerakannya di lorong yang sama berulang-ulang.

Efek horornya bukan dari makhluk gaib atau suara keras yang tiba-tiba, melainkan dari rasa cemas yang dibangun perlahan. Bayangkan saja berjalan di tempat yang sama ratusan kali, namun setiap kali ada sesuatu yang sedikit berbeda. Itulah yang membuat Exit 8 terasa menekan dan menegangkan.

Konsep "pengulangan" ini juga memberi sensasi psikologis yang unik. Penonton dipaksa untuk ikut memperhatikan detail kecil, mencari tahu apa yang salah, apa yang aneh, dan apa yang sebenarnya terjadi. Semakin lama, rasa takut itu berubah menjadi paranoia.


Kritik Sosial: Seks Bebas, Aborsi, dan Apatisme Modern

Meski dibungkus dengan genre horor, Exit 8 sebenarnya menyimpan kritik sosial yang cukup tajam. Film ini tidak hanya menampilkan kengerian lorong bawah tanah, tetapi juga menyentil isu-isu nyata yang sering dihadapi generasi modern.

  1. Konsekuensi Seks Bebas
    Sejak awal, masalah inti film ini muncul karena hubungan tanpa komitmen yang berakhir dengan kehamilan tak diinginkan. Sang perempuan menuntut tanggung jawab, sementara sang laki-laki bingung menentukan pilihan. Tema ini sangat relevan di era sekarang, di mana seks bebas sering dianggap hal biasa, namun konsekuensinya bisa menghancurkan kehidupan seseorang.

  2. Aborsi sebagai Jalan Pintas
    Dalam percakapan singkatnya, sang mantan mengancam akan menggugurkan kandungan jika tidak mendapat jawaban. Ini mengangkat isu sensitif tentang betapa mudahnya sebagian orang memutuskan untuk mengakhiri kehidupan janin tanpa mempertimbangkan dampak moral maupun psikologisnya.

  3. Apatisme Masyarakat Modern
    Film ini juga menggambarkan bagaimana teknologi dan gaya hidup serba cepat membuat orang semakin cuek terhadap sekitar. Ada beberapa adegan yang memperlihatkan karakter lain di stasiun, tapi mereka seolah tidak peduli pada keanehan yang terjadi. Sebuah kritik halus terhadap sikap apatis manusia modern yang larut dalam dunianya sendiri.


Adegan Paling Mengerikan: Dikepung Bayi-Bayi Kecil

Salah satu adegan yang paling membekas adalah ketika sang karakter utama tiba-tiba dikepung oleh ratusan sosok bayi kecil yang seolah-olah mewakili janin-janin tak berdosa. Adegan ini bukan hanya disturbing secara visual, tetapi juga menyakitkan secara emosional.

Bayi-bayi itu seakan menjadi simbol dari pilihan yang tidak pernah diambil. Apakah sang tokoh utama akan bertanggung jawab, atau justru melarikan diri dari konsekuensinya? Adegan ini menjadikan Exit 8 bukan sekadar horor biasa, melainkan pengalaman psikologis yang mendalam.


Makna dari Alur yang Berulang

Banyak penonton mungkin merasa bosan dengan cerita yang berulang-ulang. Namun, justru di situlah letak kejeniusan film ini.
Pengulangan di lorong bawah tanah bisa dimaknai sebagai kesempatan kedua, ketiga, atau bahkan keseratus bagi seseorang untuk membuat pilihan yang lebih baik. Setiap anomali yang muncul adalah pertanda, sebuah ujian yang harus dilalui untuk keluar dari lingkaran kesalahan.

Jika dikaitkan dengan kehidupan nyata, film ini seakan ingin mengatakan:
Kita tidak bisa terus menghindar dari kesalahan. Suatu saat, kita harus berani menghadapi konsekuensinya dan membuat pilihan yang benar.


Adaptasi dari Game Viral The Exit 8

Bagi yang belum tahu, Exit 8 sebenarnya adalah adaptasi dari sebuah game indie Jepang yang sempat viral di platform PC. Game ini populer karena konsepnya yang sederhana: pemain hanya perlu berjalan di lorong stasiun dan mencari anomali. Jika salah, permainan kembali ke awal.

Membawa konsep ini ke layar lebar tentu bukan hal mudah. Namun, sutradara berhasil mengolahnya menjadi tontonan yang tetap menegangkan. Dengan tambahan lapisan cerita personal tentang hubungan, tanggung jawab, dan konsekuensi, film ini terasa lebih dalam daripada sekadar adaptasi game.


Pesan Moral yang Bisa Dipetik

Film Exit 8 bukan hanya soal teror di lorong bawah tanah, tetapi juga refleksi tentang kehidupan nyata.
Beberapa pesan yang bisa kita ambil antara lain:

  1. Setiap pilihan punya konsekuensi, terutama terkait hubungan dan seks bebas.

  2. Menghindar dari tanggung jawab hanya akan membuat kita terjebak dalam lingkaran masalah.

  3. Kehidupan modern sering membuat kita apatis, tapi kepedulian kecil bisa mengubah segalanya.

  4. Kesempatan kedua selalu ada, tapi tidak selamanya akan datang.


Kesimpulan: Exit 8, Horor Psikologis yang Cerdas

Secara keseluruhan, Exit 8 adalah film horor psikologis yang cerdas dan sukses mengeksekusi konsep minimalisnya. Meski sederhana, film ini mampu membangun ketegangan yang konsisten dan meninggalkan pesan moral yang dalam.

Bagi pecinta horor, film ini mungkin terasa berbeda dari biasanya. Tidak ada hantu dengan wajah menyeramkan atau jumpscare yang berlebihan. Yang ada justru ketakutan yang lebih nyata: rasa bersalah, penyesalan, dan pilihan hidup yang menghantui.

Saya pribadi memberi rating 7,5/10 untuk film ini. Exit 8 adalah salah satu film horor Jepang yang layak ditonton, bukan hanya karena atmosfernya yang menegangkan, tapi juga karena pesannya yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari.


Kamis, 11 September 2025

Review Film SUKMA I Horor Indonesia dengan Plot Twist mengejutkan

Review Film Sukma (2025) – Horor Indonesia dengan Plot Twist Mengejutkan

Film horor Indonesia kembali hadir dengan kualitas yang bikin merinding sekaligus kagum. Sukma (2025) adalah karya terbaru Baim Wong yang sudah tayang di bioskop sejak 11 September 2025. Mengusung atmosfer kelam, kisah penuh misteri, hingga plot twist tak terduga, film ini menjadi pembuktian bahwa horor Indonesia mampu bersaing dengan film luar negeri.

Dibintangi aktor papan atas seperti Luna Maya, Christine Hakim, Oka Antara, dan Fedi Nuril, Sukma bukan hanya film horor yang penuh jumpscare, tapi juga menghadirkan drama psikologis yang menyentuh. Mari kita ulas lebih dalam!


Sinopsis Film Sukma

Arini dan Kehidupan Baru

Kisah Sukma berpusat pada Arini (Luna Maya), seorang perempuan yang mencoba bangkit setelah perceraiannya dengan Hendra (Fedi Nuril), mantan suami yang mengalami gangguan halusinasi. Dua tahun kemudian, Arini menikah dengan Pram (Oka Antara), pria penyayang yang mau menerima dirinya dan anaknya, Iyan.

Mereka kemudian pindah ke sebuah rumah tua di pinggiran kota dengan harapan bisa memulai kehidupan baru yang lebih tenang. Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama.

Cermin Kuno dan Teror Misterius

Keluarga kecil ini menemukan sebuah cermin kuno di ruang rahasia dalam rumah tersebut. Sejak saat itu, Arini mulai diganggu oleh penampakan menakutkan dan suara-suara misterius. Gangguan itu semakin intens hingga mengancam keselamatan keluarganya.

Arini pun terdorong untuk mencari tahu siapa pemilik rumah sebelumnya dan tragedi apa yang pernah terjadi di sana.

Misteri Mbak Sri

Pencarian Arini membawanya kepada Mbak Sri (Christine Hakim), seorang nenek penjaga rumah yang penuh misteri. Kehadiran Mbak Sri membawa nuansa mistis yang kental, seolah menyimpan rahasia besar di balik teror cermin kuno.


Informasi Produksi Film Sukma

  • Sutradara: Baim Wong

  • Penulis Skenario: Baim Wong & Ratih Kumala

  • Rumah Produksi: Tiger Wong Entertainment & Legacy Pictures

  • Tanggal Rilis: 11 September 2025

Film ini adalah karya kedua Baim Wong sebagai sutradara setelah sebelumnya sukses dengan horor Lembayung.


Deretan Pemain Bintang di Film Sukma

Luna Maya sebagai Arini

Luna Maya tampil memukau sebagai Arini, seorang ibu yang dilanda kecemasan dan ketakutan. Ia berhasil menyampaikan rasa putus asa sekaligus keberanian untuk melindungi keluarganya dari teror gaib.

Christine Hakim sebagai Mbak Sri

Performa Christine Hakim adalah salah satu sorotan utama. Aktingnya yang karismatik dan misterius sukses menciptakan aura mistis yang menghantui penonton bahkan setelah film berakhir.

Oka Antara sebagai Pram

Oka Antara memberi warna berbeda lewat perannya sebagai suami penyayang dan penuh cinta. Kehadirannya menambah keseimbangan emosional di tengah teror.

Fedi Nuril sebagai Hendra

Fedi Nuril melakukan debut di genre horor dengan cukup baik. Ia keluar dari zona nyaman sebagai aktor drama dan membuktikan dirinya bisa tampil menegangkan di film horor.

Pemeran Pendukung

Nama-nama seperti Kimberly Ryder, Anna Jobing, dan Asri Welas menambah kedalaman karakter serta memperkuat alur cerita.


Kelebihan Film Sukma

Penyutradaraan Artistik ala Baim Wong

Baim Wong menunjukkan peningkatan signifikan dari film horor sebelumnya. Ia berani mengambil risiko dengan pendekatan visual yang lebih artistik dan simbolis.

Sinematografi Kelam dan Atmosfer Mencekam

Pencahayaan redup, penggunaan warna gelap, dan framing detail pada cermin kuno berhasil menciptakan atmosfer yang membuat penonton tak nyaman sepanjang film.

Jumpscare Efektif yang Bikin Kaget

Tidak berlebihan, tapi tepat sasaran. Jumpscare di Sukma dieksekusi dengan timing yang pas sehingga benar-benar mengejutkan.

Plot Twist yang Tidak Terduga

Inilah kekuatan utama Sukma. Twist yang ditawarkan sama sekali tidak mudah ditebak, membuat penonton tercengang sekaligus kagum pada akhir cerita.


Pesan Tersirat dalam Film Sukma

Selain menyajikan horor mencekam, Sukma juga menyelipkan pesan mendalam. Film ini mengkritik obsesi manusia terhadap kecantikan dan ketakutan menua. Pesan ini ditampilkan secara simbolis melalui teror yang ditimbulkan cermin kuno—objek yang sering dikaitkan dengan refleksi diri dan keinginan untuk terlihat sempurna.


Review dan Rating Film Sukma

Dari segi cerita, Sukma berhasil menyajikan horor yang kompleks namun tetap mudah diikuti. Penulisan skenario yang rapi, arahan artistik Baim Wong, serta penampilan luar biasa para pemain membuat film ini solid.

  • Akting: Luar biasa, terutama Luna Maya dan Christine Hakim.

  • Penyutradaraan: Lebih matang dibanding film sebelumnya.

  • Atmosfer: Gelap, mencekam, dan penuh ketegangan.

  • Jumpscare & Twist: Efektif dan memorable.

Rating: 8/10 ⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐


Kesimpulan – Wajibkah Menonton Sukma di Bioskop?

Jawabannya: YA!
Film Sukma adalah salah satu horor Indonesia terbaik tahun ini. Teror dimulai sejak menit pertama, atmosfer mencekam, dan twist yang mind-blowing. Tidak hanya bikin takut, film ini juga memancing refleksi penonton tentang obsesi kecantikan dan penuaan.

Buat pecinta horor, Sukma adalah tontonan wajib di bioskop.

Rabu, 24 Maret 2021

Revie Film : ROOHI

ROOHI MOVIE REVIEW 



Judul film : Roohi

Tanggal Rilis : 12 Maret 2021

Sutradara : Hardik Mehta

Produser : Dinesh Vijan, Mrighdeep Singh Lamba

Penulis : Mrighdeep Singh Lamba, Gautam mehra

Penata Musik : Lagu : Sachin-Jigar, Musik Score Ketan Sodha

Pemain : Rajkumar Rao, Janhvi Kapoor dan Varun Sharma

Roohi berkisah tentang dua pemuda bernama Bhawra (Rajkumar Rao) dan Kattani (Varun Sharma) yang berasal dari kota kecil bernama Bhagadpur. Dua pemuda ini bekerja untuk mavia yang berbisnis dalam penculikan gadis dibalik adat kawin culik yang masih marak di kota tersebut. Suatu ketika Bhawra dan Kattani mendapatkan sial karena menculik seorang gadis yang tidak biasa. Gadis itu adalah Roohi yang ternyata dirasuki oleh arwah penasaran bernama Afza. Masalah penculikan ini membuat Bhawra dan Kattani harus menghabiskan beberapa waktu bersama Roohi sebelum gadis itu dinikahkan oleh calon pria yang memesannya. Disebuah hutan gelap dikelilingi pohon2 besar. Bhawra dan Kattani harus menghabiskan waktu bersama Roohi yang saat malam berubah menjadi sesosok hantu yang menyeramkan. Anehnya keduanya Bhawara dan Kattani sama-sama jatuh cinta kepada gadis ini. Bhawra jatuh cinta dengan kepolosan dan kecantikan alami Roohi saat siang hari, sementara Kattani jatuh cinta pada Roohi saat sedang menjadi hantu yang menyeramkan. Dengan berbagai cara Bhawra yang ingin menikahi Roohi melakukan semua hal untuk membuat arwah Afza keluar dari tubuh Roohi. Sementara Kattani melakukan hal sebaliknya. Dia ingin tetap arwah Afza ada ditubuh Roohi. Dan persaingan mendapatkan satu gadis dalam dua bentuk ini adalah bagaimana film ini berjalan selanjutnya. Siapakah diakhir yang berhasil menikahi Roohi, apakah Bhawra atau Kattani?



Roohi adalah film kedua dari karya sutradara peraih National Award Hardik Mehta. Sebelumnya Hardik Mehta mendapatkan pujian untuk film debutnya Kamyaab. Dalam film bergenre Komedi horor Roohi ini, Hardik berhasil mencampur unsur komedi dan horor menjadi sebuah tontonan yang cukup menghibur. Walau saya bisa bilang unsur komedi dalam film lebih dominan ketimbang horor. Untuk penggemar film horror akan kecewa karena tidak diberi porsi yang layak. Tiap adegan mulai ke nuansa horor, Hardik melibasnya dengan komedi. Seperti itu terus hampir sepanjang film. Kadang itu bisa menjadi point plus kadang juga menjadi kelemahan utama film ini.



Rajkumar Rao sebagai Bhawra pemuda kampung yang memiliki bahasa tubuh unik. Sekali lagi Rajkumar memukau kita dengan aktingnya yang hebat. Meskipun bukan penampilan terbaiknya, Tapi Rajkumar membuktikan bahwa dia adalah aktor serba bisa.  Varun Sharma bermain sangat baik sebagai pemuda kampung yang kocak. Akting komedinya berhasil hapir di semua adegan. Dia melakukan komedi dengan santai dan penonton tertawa. Pujian utama datang untuk aktris nya Janhvi Kapoor, puteri dari mendiang Sridevi. Janhvi berhasil memainkan dua peran dalam satu tubuh. Sebagai Roohi yang polos maupun sebagai Afza yang garang dan menyeramkan.



Roohi Tampil cukup memikat di sepertiga awal film, kemudian sedikit berantakan di pertengahan film dan diakhiri dengan adegan yang cukup bagus diakhir film. Roohi adalah tontonan komedi seram santai ala film Thailand sukses Pee Mak. Produser Dinesh Vijan di bawah bendera Maddock Film memang sedang membuat Universe Baru film Komedi Horor di Bollywood. Dimulai dengan  Stree (2018) yang sukses meraup angka fantastis 180 crore dari bujet yang Cuma 20 crore, dilanjutkan dengan Roohi dan kemudian film selanjutnya berjudul Bhediya yang dijadwalkan rilis pada 2022. Dalam ketiga film horor komedi ini Maddock Film memakai para bintang muda segar. Stree dibintangi oleh Rajkumar Rao dan Shraddha Kapoor, Roohi dibintangi oleh Rajkumar Rao Janhvi Kapoor dan Varun Sharma. Di film berikutnya Bhediya dibintangi oleh Varun Dhawan dan Kriti Sanon. Tonton Roohi jika kamu ingin melihat adegan komedi horor yang menghibur ala Stree dan Pee Mak.

Rating 6.5/10




Review Film : SANDEEV AUR PINKY FARAAR

SANDEEP AUR PINKY FARAAR



Sutradara : Dibakar Banerjee

Produser : Dibakar Banerjee

Penulis : Dibakar Banerjee, Varun Grover

Penata Musik : Musik Skor : Dibakar Banerjee, Musik Lagu : Anu Malik, Dibakar Banerjee, Narendra Chandra, Kamlesh Haripuri

Pemain :  Arjun Kapoor, Parineeti Chopra, Neena Gupta, Raghuvir Yadap dan Jaideep Ahlawat

Film berjudul Sandeep Aur Pinky Faraar (Dalam Pelarian Sandeep dan Pinky) berkisah tentang Sandeep Walia atau Sandy (Parineeti Chopra), seorang gadis yang memiliki posisi penting disebuah Bank Swasta terkemuka di India dan Satinder Dahiya atau Pinky (Arjun Kapoor) seorang polisi yang sedang di skors selama 1 tahun terakhir. Disuatu malam Pinky diminta atasannya Inspektur Tyagi (Jaideep Ahlawat) untuk menjemput Sandeep di sebuah restoran. Kemudian membawanya ke sebuah titik jemput. Sebelum sampai dititik jemput Pinky melihat satu mobil penuh ditembaki oleh polisi. Keduanya sadar harusnya mereka lah yang ditembak. Karena sengaja salah memberi Nopol Mobil yang dikendarai kepada Tyagi, mereka selamat. Namun kemudian mereka sadar bahwa nyawa mereka sedang diburu oleh kawanan polisi atas perintah atasan Sandeep di Bank. Segera mereka melarikan diri dan berakhir di perbatasan Nepal. Sandeep dan Pinky berencana untuk kabur melintasi perbatasan menuju Nepal. Dalam pelarian Sandeep dan Pinky bertemu dengan pasangan tua yang memberinya tempat tinggal Paman (Raghuvir Yadav) dan Bibi (Neena Gupta) sebelum menyebrang ke Nepal. Dan film berkutat tentang pelarian dan alasan Sandeep di buru oleh bos yang juga kekasihnya.



Film Sandeep Aur Pinky Faraar sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi film yang bagus. Namun sayang kali ini Dibakar Banerjee gagal mengeksekusi filmnya dengan baik. Meskipun cerita film diawal mempunyai hal yang menjanjikan namun Dibakar tidak berhasil menjaga kontuinitas film dan cerita film tidak berkembang dengan baik. Film hanya berputar diantara pelarian Sandeep dan Pinky tanpa akhir. Dibakar Banerjee dikenal sebagai sutradara yang film-filmnya selalu menuai pujian. Sebut saja Khosla Ka Ghosla (2006), Oye Lucky! Lucky Oye! (2008) keduanya memenangkan penghargaan National Film Awards, Love Sex Aur Dokha (2010), Bombay Talkies (2013) dan Detective Byomkesh Bakhsi (2015). Seperti di film2 pendahulunya. Film karya Dibakar memiliki ciri khas dengan cerita yang mengalir dan tanpa adegan dramatisasi. Sehingga untuk penonton awam cenderung membosankan. Film-filmnya hanya cocok untuk kalangan penikmat film tertentu.



Penampilan dua bintang utama film ini Arjun Kapoor dan Parineeti Chopra bisa dibilang lumayan. Walau menurut saya ada yang kurang dengan penampilan Parineeti. Bagaimana bisa emosinya stabil dan datar paska melihat pembunuhan yang harusnya dialami olehnya. Harusnya dia teriak-teriak, terkejut atau kebingungan. Arjun Kapoor bermain cukup baik. Dia bisa mengolah emosinya dengan baik. Dan melakukan adegan tari yang membuat saya hampir tertawa dilagu Faraar. Nice try. Sayang karakternya di film ini tidak diceritakan lebih lanjut. Alasan apa yang membuat bos nya sendiri ingin membunuhnya. Neena Gupta maupun Raghuvir Yadav tampil bagus walau tidak diberi porsi peran yang cukup. Begitupula dengan Tyagi yang diperankan oleh Jaideev Ahlawat. Pada dasarnya saya cukup menikmati film ini walaupun ada beberapa momen absurd. Termasuk adegan saat manager bank mencoba memperkosa Pari yang sedang hamil. Harusnya film ini mendapatkan sub judul Sandeev Aur Pinky Faraar; Not A Love Story. Karena dalam film ini tidak ada kisah cinta atau adegan romance antara Arjun dan Parineeti. Meskipun keduanya sama-sama sedang melarikan diri. (Edin Chawla)

Rating : 6/10



 

Sabtu, 07 Maret 2015

BADLAPUR

REVIEW FILM: BADLAPUR
BALAS DENDAM YANG INDAH
Rating 9/10




Setelah 8 hari rilis, akhirnya kesampaian juga nonton salah satu film yang paling dinanti di tahun 2015 ini. mendapat respon positif hampir dari semua kritikus dan penonton, saya benar2 penasaran dengan salah satu film dengan tema favorit saya: Thriller.
Badlapur adalah sebuah film drama kriminal yang dipenuhi dengan adegan tegang yang intens di hampir sepanjang film berjalan. di bintangi oleh salah satu bintang muda Favorit saya, Varun Dhawan dan aktor watak Nawazuddin Siddiqui dibagian bintang utama. dan didukung oleh para pemain Bollywood yang mempunyai kemampuan akting diatas rata-rata, sebut saja Huma Quresi, Divya Dutta, Vinay Pathak, Pratima Kazmi dan Kumud Mishra. ini adalah sebuah tontonan mencekam yang akan membuatmu terus tertahan dibangku bioskop selama lebih dari 2 jam.
lalu, oapakah rating yang saya berikan sebanyak 9 dari 10 benar2 layak?? mari kita simak...
Apa yang akan kamu lakukan untuk menuruti hasrat balas dendam?? seberapa lama kamu akan menyimpan rasa dendam untuk sesorang yang telah menyakiti, atau bahkan menghancurkan hidupmu?? apakah kamu akan bisa melakukan sesuatu yang seperti Raghu lakukan di film ini?? apakah kamu akan terus membiarkan dirimu terpenjara dalam neraka yang kamu ciptakan sendiri akibat rasa dendam yang tau mau kamu hilangkan?? ya ini adalah film tentang balas dendam. namun ini bukan film tentang balas dendam biasa. ini adalah sebuah film yang menceritakan tentang 2 tokoh utama dari sisi yang berbeda. protagonis dan antagonis dalam porsi yang sama bagus. jika dilihat secara luas, ceritanya mungkin agak mirip dengan Ek Villain nya Siddhart Malhotra dan Shradda Kapoor. tapi menurut saya ini ditangani dengan lebih jenius dan menampilkan akting yang lebih brillian. mengapa saya bilang sama? karena baik Ek Villain maupun Badlapur sama2 menceritakan 2 tokoh utama antagonis dan protagonis yang berubah haluan karena balas dendam. walaupun tentu saja keduanya mempunyai inti film dan ending yang berbeda.
Raghav/Raghu (Varun Dhawan) adalah seorang pria biasa yang tiba-tiba hidupnya hancur ketika keluarganya (anak dan istri), Misha (Yami Gautam) dan Robin tewas dan menjadi korban dalam perampokan bank yang tragis. salah satu perampok bank, Liak (Nawazuddin Siddiqui) tertangkap. namun rekannya, Harman (Vinay Pathak) yang membawa uang hasil rampokan berhasil kabur. meski disiksa dan diinterogasi dengan kasar, Liak tetap bungkam dan tidak mau memberitahukan identitas rekannya. hal ini membuat Liak dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. 15 tahun kemudian, Liak masih menjalani hukumannya dipenjara. berkali2 mencoba kabur, namun selalu gagal. ditahun ke 15 Liak didiagnosa Kanker dan divonis dokter hidupnya tinggal 1 tahun lagi. melihat kesengsaraan Liak, seorang pekerja sosial, Shobha (Divya Dutta) merasa prihatin. ia kemudian mengajukan tinjau ulang pengadilan dan meminta Raghu untuk membuat surat pengampunan agar Liak bisa dibebaskan dan menjalani sisa hidupnya dirumah bersama sang Ibu (Pratima Kazmi). apakah Raghu akan membuat surat pengampunan untuk Liak? bagaimana nasib Harman, pencuri yang berhasil kabur membawa uang 50 juta crore. bagaimana hidup Raghu selama 15 tahun tanpa istri dan anak tercinta nya?? apakah ia masih menyimpan dendam terhadap kedua pembunuh anak dan istrinya?? temukan jawabannya saat menonton langsung Film Badlapur yang masih tayang dibioskop.
Pujian paling utama datang untuk sutradara Sriram Raghavan yang mampu menangani film ini dengan sangat luar biasa. dan penulis naskah Sriram Raghavan dan Arijit Biswas yang mampu membuat cerita balas dendam yang brillian dan tidak mudah ditebak. serta ending Twist yang memuaskan hati saya. Pujian kedua tentu untuk bintang utama Varun Dhawan yang mampu bertransformasi dari aktor komersil menjadi aktor watak yang berakting sempurna. dan tentu saja untuk Villain film ini Nawazuddin Siddiqui. akting dan emosinya tidak ada yang pernah meragukan. selanjutnya adalah pujian untuk Huma Qureshi, Vinay Pathak dan Pratima Kazmi yang menampilkan akting terbaik. Radhika Apte (sebagai istri Harman), Divya Dutta dan polisi yang menangani kasus Raghu, Kumud Misra juga menampilan performa yang sempurna. lagu dan musik juga nilai penting yang menambah bagus film Badlapur. secara keseluruhan ini adalah karya terbaik dari sutradara Sriram Raghavan yang sebelumnya berhasil membesut Ek Haseena Thi, Johhny Gaddar dan Agent Vinod. ini juga bisa dibilang adalah penampilan terbaik Varun Dhawan sebagai aktor. prediksi saya Varun harus menang Aktor Terbaik disalah satu Award tahun depan. untung2 bisa dapet Filmfare sebagai aktor terbaik Populer atau kritik award. Buat siapapunyang suka dengan film Thriller, film tegang, film yang mempunyai cerita berbeda namun kuat. Film ini sangat direkomendasikan. MUST WATCH!!

ROY


REVIEW FILM : ROY
Rating: 3/5


Roy adalah sebuah film romantis thriller yg rilis pd 13 Pebruari 2015. disutradarai oleh debutan Vikramjit Singh dan produser Bhushan Kumar, Krishan Kumar, Divya Khosla Kumar dan Ajay Kapoor dibawah bendera Freeway Pictures. film ini menampilkan Arjun Rampal, Ranbir Kapoor dan Jacqueline Fernandez sebagai bintang utama dengan pendukung seperti Anupam Kher, Rajit Kapur dan Shibani Dandekar. meski mendapat cacian dan direview negativ oleh para kritikus dan penonton, entah kenapa film ini mendapat sambutan yang bagus dari sisi pendapatan. menghasilkan 30cr lebih hanya dalam waktu 3 hari. Roy adalah film pertama ditahun 2015 ini yang mendapatkan perolehan minggu pertama terbesar. hanya dengan budget pembuatan sebesar 30cr dan promosi 10 cr. total budget film ini adalah 40cr. sepertinya produser hanya tinggal menghitung hari untuk mendapatkan keuntungan dari film ini. lalu apa yang membuat film ini di caci maki???

Roy bercerita tentang seorang sutradara sekaligus penulis naskah terkenal Kabir Grewal yang sedang mengalami kebuntuan ide saat pembuatan film terakhirnya GUNS part 3. berlokasi syuting di Malaysia, Guns part 3 yang memang belum selesai naskah namun sudah mulai syuting mengalami penundaan karena sang sutradara belum menemukan ide apapun untuk naskah film. saat bertemu wanita cantik nan eksotis Ayesha Aamir (Jacquiline Fernandes), Kabir dengan lancar menemukan ide dan menuangkannya dalam naskah film Roy. hari-hari yang ia lalui bersama si gadis adalah jalan utama film Roy yang ia kembangkan sendiri. naskah Roy sendiri bercerita tentang seorang pencuri seni lukisan yang sangat ulung dan sulit dilacak. Roy (diperankan oleh Ranbir Kapoor) menemukan satu korban pencurian berikutnya saat bertemu dengan Tia (diperankan double oleh Jacqueline Fernandes), wanita kaya raya pengkoleksi Lukisan mahal nan bersejarah. mendekati Tia dengan berbagai cara. Roy berhasil membuat Tia jatuh cinta dan masuk ke dalam perangkapnya. setelah berhasil mencuri 2 lukisan Tia senilai 100jt US Dollar perlukisan, Roy kabur dan menghilang. kembali ke kehidupan Kabir dan Ayeesha. kedua insan ini jatuh cinta dalam perjalanan pembuatan naskah Roy. namun saat Ayeesha sadar bahwa ia hanya menjadi inspirasi untuk naskah Kabir difilm yang ia sedang kerjakan, Ayeesha memutuskan untuk menjauh dan meninggalkan Kabir. Ayeesha secara tidak sengaja menemukan dan membaca naskah Roy yg sedang dibuat Kabir. kepergian Ayeesha membuat Kabir kembali kehilangan ispirasi untuk akhir kisah film Roy. film ini kembali tertunda dan mengancam karir Kabir selanjutnya. bagaimanakah akhir kisah cinta Kabir dan Ayeesha serta kisah akhir film Roy yang sedang ia kerjakan adalah point terbaik dari film ini.

Berjalan super lambat dan tertatih-tatih di awal dan setengah pertama film, ROY menarik hati penonton dengan kisah cinta yang manis di pertengahan dan akhir film. kisah cinta plus triller yang lambat ternyata diakhiri dengan sebuah kisah yang manis oleh penulis naskah film ROY dan sutradaranya Vikramjit Singh. meski banyak kekurangan di awal dan menit2 sebelum interval, namun ternyata ROY adalah sebuah film kisah cinta yang manis dan kuat. cinta yang bisa merubah manusia dari jahat menjadi baik. sebuah naskah ringan yang mungkin terlalu rumit dibuat oleh sang sutradara untuk membuat nuansa misteri dalam film. secara keseluruhan ini BUKANLAH film yang JELEK. meski banyak kekurangan diawal namun semua termaafkan ketika film berakhir. naskah hebat dengan eksekusi yang lumayan. Akan banyak orang yang pusing dan tidak mengerti dengan laur cerita yang dibuat oleh sang sutarada. buat penggemar film dengan naskah berat namun bermakna. mungkin akan suka film ROY. tapi buat yang suka dengan film2 ringan dengan kisah cinta yang biasa, mungkin akan benci dengan film ROY. saya sepenuhnya suka dengan film ini. Arjun Rampal menampilkan akting yang jempolan sebagai sutradara sekaligus penulis yang rapuh dan patah hati. Jacqueline Fernandes, berakting bagus. berperan ganda sebagai Ayeesha dan Tia. seksi sebagai Tia dan manis sebagai Ayeesha. sepenuhnya film ini untuk fans JF. Ranbir Kapoor, seperti biasa bagus dan menarik. meski bukan sebagai tokoh utama, tapi ini adalah peran yang berbeda dan menantang buat Ranbir. sehingga sulit buat ia menolak. saya tidak akan merekomendasikan ROY, tapi buat siapapun yang suka dengan kisah cinta, anda harus menonton Roy. walau mungkin akan sedikit mengantuk di awal film

Minggu, 09 Maret 2014

Review Film : Gulaab Gang

GULAAB GANG

JUHI CHAWLA BACK WITH STRONG PERFORMANCE



Setelah menunggu hampir 2 tahun (pertama dengar proyek ini Desember 2012). Akhirnya film yang paling saya tunggu ini rilis juga. Sempat ketar ketir dan deg-degan juga saat dimenit terakhir film ini rilis, ada kabar yang mengatakan bahwa film ini ditunda. Adanya tuntutan yang diajukan oleh Sampat Pal, seorang aktivis India yang merasa kisah hidupnya diangkat ke film tanpa ijin, sempat membuat film ini dikabarkan akan ditunda penayangannya. tapi Akhirnya film yang mempertemukan dua Bollywood Ikon Madhuri Dixit dan Juhi Chawla, GULAAB GANG rilis tepat waktu pada 7 Maret 2014 kemarin. Tak mau menunggu semenitpun, saya langsung menonton film ini dihari pertama pemutaran pertama di Blitz Megaplex MOI. Dan inilah review saya untuk Gulaab Gang:
Plot: film ini dimulai dengan narasi yang dibacakan oleh aktor Anil Kapoor. Disebuah desa di India. Seorang anak wanita, Rajjo disebut kerasukan hanya karena ingin belajar dan sekolah. Meski sudah dimantra2 oleh dukun sang anak tetap ingin sekolah dan belajar. Lompat kemasa depan saat si kecil Rajjo sudah dewasa dan telah menjalani asam garam kehidupan. Kini Rajjo (Madhuri Dixit) sudah memiliki sebuah Ashram (rumah singgah) kecil yang menampung para wanita korban kekejaman dan ketidak adilan. Rajjo membuat sebuah organisasi wanita yang bertujuan untuk membantu kaum wanita didesa tersebut. Memberi pelajaran membaca, bela diri dan keterampilan adalah yang diajarkan Rajjo di rumahnya tersebut. Rajjo dipanggil Didi (kakak perempuan) oleh warga setempat dan orang2 yang ditolongnya. Ketenaran Rajjo menyebar sampai kekota.

 Adalah Sumitra Devi (Juhi Chawla), seorang iblis berkedok politisi yang serakah dan kejam. Sumitra sedang menghadapi kampanye untuk pemilihan berikutnya. Bekerja sama dengan Pawan, Sumitra ingin terpilih kembali menjadi peminpin dari negara bagian tersebut. Namun saat mengetahui ketenaran Rajjo didaerah yang dipimpinnya, Sumitra mendepak Pawan dan mengajak Rajjo untuk berkoalisi dan bekerja sama dengannya. Namun Rajjo yang sudah mengetahui kebusukan niat Sumitra menolak mentah-mentah ajakan Sumitra. Rajjo malah mengumumkan perang melawan Sumitra dipemilihan mendatang. Rajjo bersama gang nya yang diberi nama Gulaab Gang membuat partai sendiri dan berjuang melawan Sumitra di pemilihan. Berhasilkah Rajjo, pemimpin dari organisasi kecil yang jujur membela kepentingan rakyat jelata melawan politisi besar Sumitra yang kejam, tak berprikemanusiaan dan didekingi oleh pihak Polisi dan pemerintahan diajang pemilihan berikutnya?? Itu adalah sedikit premis dari film paling fenomenal tahun ini GULAAB GANG.


dengan kehadiran 2 Bollywood Queen dalam satu film, tentu ini bukan kesempatan yang datang setiap hari. Adalah produser Anubhav Sinha dan sutradara Soumik Sen yang berhasil menyatukan dua diva yang saling bersaingan diera keemasan Madhuri Dixit dan Juhi Chawla. Dua bintang yang sudah diakui Bollywood sebagai dua bintang yang paling bertalenta dari masanya ini, akhirnya setuju untuk bersatu dalam film setelah sama2 berkarir lebih dari 27 tahun. Sebelumnya Madhuri dan Juhi pernah hampir disatukan dalam film oleh alm Yash Chopra dlm Dil To Pagal Hai. Namun karena Juhi menolak menjadi peran kedua untuk Madhuri, kesempatan ini terlewatkan. Tahun ini kesempatan yang sudah Bollywood tunggu sejak lama akhirnya terwujud oleh tangan Soumik Sen selaku sutradara. Dan tidak sia-sia, kedua aktris ini memberikan performa terbaik mereka.



Madhuri Dixit, si gadis dhak dhak yang selalu memberikan penampilan terbaik disetiap film yang ia mainkan. Kini berhasil membuktikan bahwa she’s still got it. Dengan usia 46 thn, Madhuri masih mampu memberikan performa terbaiknya seperti usia muda. Dia masih terlihat indah saat menari seperti dimasa jawani nya dan terlihat kuat saat berakting seperti biasanya. Usia tidak merubah apapun dari Madhuri termasuk kecantikan, gaya dalam menari dan akting yang sempurna.



 Juhi Chawla adalah point paling menonjol dari Gulaab Gang. Sempat menjadi bayang2 Madhuri selama bertahun2, Juhi akhirnya membuktikan bahwa ia mampu bermain sama bagusnya bahkan lebih mencuri perhatian saat satu adegan dg Madhuri. Peran hitam super sadis yang ditawarkan padanya, sempat membuat sang aktris ragu. Namun keyakinan dari sutradara membuat Juhi berani mengambil resiko bermain peran sadis bengis tanpa ampun dan menghilangkan kesan manis dan lucu yang selalu melekat padanya. Juhi mampu masuk kedalam sosok Sumitra yang dalam satu waktu senyum manis namun mengatakan hal2 sadis dan melakukan tindakan tidak terpuji. Juhi mengucapkan dialog dan mimik wajah yang sangat sempurna sebagai wanita bermuka dua dan serakah. Ini adalah penampilan terbaik Juhi dari sepanjang karirnya. 



Jajaran pendukung lain bermain cukup bagus. Anggota Gulaab Gang lainnya diperankan dengan baik oleh Tannishtha Chatterjee, Divya Jagdale, Priyanka Bose. Film ini dipenuhi dengan musik yang ditata oleh Soumikk Sen.
Gulaab Gang adalah film dengan genre action masala yang dibintangi oleh dua aktris legendaris Bollywood. Dipenuhi adegan emosional yang terjadi antara dua bintang utamanya Madhuri dan Juhi. Dengan dialog2 yang hebat, sedikit sindiran sosial dan adegan action yang ditata secara wajar, dilakukan oleh Madhuri Dixit dengan gaya Salman Khan atau Akhsay Kumar. film ini sangat layak untuk ditonton. Sebutlah ini adalah Rowdy Ratore atau Dabangg versi wanita. Semua wanita pasti suka, semua pria pasti menikmati. Jangan bilang penggemar Bollywood era 90an jika tidak menonton film ini dibioskop. Mumpung filmnya masuk Indonesia dan sedang diputar. Buruan nonton. Anda tidak akan merugi apapun karena melihat dua ikon Bollywood 90an dengan akting no 1. Go watch it...